Logo Graphie
Banner Ducky Pop (Header)
Blog Image

Inisiatif AI Chili: Keseimbangan Antara Hak Warga Negara dan Kemajuan Teknologi

07 Aug 2024

Chili memimpin di Amerika Latin dengan mengusulkan RUU AI yang bertujuan untuk menangani pertimbangan etis dan hukum dalam pengembangan dan penggunaan AI. Undang-undang tersebut berusaha untuk mencapai keseimbangan antara melindungi hak-hak dasar warga negara dan memungkinkan pengembangan dan aksesibilitas teknologi AI. RUU yang diusulkan adalah bagian dari inisiatif Chili yang lebih luas untuk mempromosikan penggunaan AI yang bertanggung jawab dan melindungi hak warga negara di era digital.

Latar belakang

Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Chile, dengan dukungan dari UNESCO, memprakarsai pembaharuan kebijakan AI melalui proses partisipatif terbuka yang melibatkan pelaksanaan enam lokakarya di berbagai wilayah di negara tersebut. RUU AI yang diusulkan adalah bagian dari inisiatif Chili yang lebih luas untuk mempromosikan penggunaan AI yang bertanggung jawab dan melindungi hak-hak warga negara di era digital. Pada tahun 2021, Senat Chili dengan suara bulat menyetujui RUU untuk mengubah konstitusi guna melindungi hak otak atau “hak saraf”. Setelah proses selesai, Chili akan menjadi negara pertama di dunia yang memiliki undang-undang untuk melindungi privasi mental, kehendak bebas, dan non-diskriminasi dalam akses warga ke teknologi saraf.

Ketentuan Pokok RUU

RUU AI yang diusulkan memiliki beberapa ketentuan yang bertujuan untuk melindungi hak-hak warga negara sambil mempromosikan pengembangan dan aksesibilitas teknologi AI. Beberapa ketentuan utama dari RUU tersebut adalah:

  • Transparansi dan Dapat Dijelaskan: RUU tersebut mengharuskan sistem AI transparan dan dapat dijelaskan, memastikan bahwa warga negara dapat memahami bagaimana keputusan dibuat dan bagaimana data mereka digunakan.

  • Perlindungan Data: RUU tersebut mewajibkan sistem AI untuk mematuhi peraturan perlindungan data, memastikan bahwa data warga negara tidak disalahgunakan atau salah penanganan.

  • Non-Diskriminasi: RUU tersebut melarang sistem AI mendiskriminasi individu berdasarkan ras, jenis kelamin, agama, atau karakteristik lainnya.

  • Pengawasan Manusia: RUU tersebut membutuhkan pengawasan manusia terhadap sistem AI, memastikan bahwa keputusan yang dibuat oleh sistem AI tidak semata-mata didasarkan pada algoritma.

  • Akuntabilitas: RUU tersebut mengharuskan organisasi untuk bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat oleh sistem AI mereka, memastikan bahwa warga memiliki cara untuk mencari ganti rugi jika mereka dirugikan oleh sistem AI.

Signifikansi RUU

RUU AI yang diusulkan signifikan dalam beberapa hal. Pertama, ini menunjukkan komitmen Chili untuk mempromosikan penggunaan AI yang bertanggung jawab dan melindungi hak warga negara di era digital. Kedua, ini menjadi preseden untuk diikuti oleh negara lain di kawasan ini, mendorong mereka untuk mengembangkan kebijakan AI mereka sendiri yang melindungi hak warga negara. Terakhir, ini mempromosikan pengembangan dan aksesibilitas teknologi AI, memastikan Chili tetap kompetitif di pasar AI global.

Sebagai kesimpulan, RUU AI yang diusulkan merupakan langkah signifikan untuk mempromosikan penggunaan AI yang bertanggung jawab dan melindungi hak-hak warga negara di era digital. Ketentuan utama RUU memastikan bahwa sistem AI transparan, dapat dijelaskan, dan akuntabel, sekaligus mempromosikan pengembangan dan aksesibilitas teknologi AI. Inisiatif AI Chili menjadi contoh bagi negara-negara lain di kawasan ini untuk diikuti, mendorong mereka untuk mengembangkan kebijakan AI mereka sendiri yang melindungi hak-hak warga negara.